Siola, Saksi Bisu Keberhasilan Pemerintah Mengelolah Pajak untuk Pembangunan Surabaya

Pernah terbayang hidup kita tanpa pajak?
Ya, tak akan ada jalanan yang mulus beraspal, lampu penerangan jalan,  transportasi yang nyaman, taman-taman kota yang indah, sekolah gratis, bahkan fasilitas umum yang super lengkap. Mengapa demikian?

Jawabannya sebagian besar pengeluaran daerah dibiayai oleh pajak. Nah, mumpung bulannya bayar PBB kali ini saya akan bahas bagaimana pengalaman membayar pajak di Surabaya.

Pada bulan Februari lalu pemerintah mengedarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). SPPT disalurkan BPKPD melalui Kecamatan turun di Kelurahan dan didistribusikan melalui RW dan RT setempat.

Sebagai warga asli Surabaya yang mempunyai hunian di Surabaya, keluarga saya pun mendapat SPPT melaui RT dengan jatuh tempo bulan Agustus. Besaran PBB tentunya tergantung dari luas tanah dan besar bangunan.

Mengutip dari Departemen keuangan RI, PBB merupakan Pajak Negara yang diatur berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 12 Tahun 1994, kemudian diubah menjadi pajak daerah berdasarkan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) pasal 77 sampai dengan pasal 84 per tahun 2010.

Sebenarnya bukan hanya PBB, pajak daerah kabupaten kota juga meliputi Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, Reklame, Penerangan Jalan, Parkir, Air Tanah dsb. Pajak daerah  merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang digunakan sebagai sumber pembiayaan daerah, pembangunan daerah guna meningkatkan kesejahteraan warga.




















Pembayaran PBB dapat dilakukan melalui beberapa mitra online, minimarket,  Bank, Kantor Pos, kantor pajak terdekat, Kelurahan atau Balai RW secara kolektif, dan bisa juga di UPTSA Siola untuk warga Surabaya. (hasil googling..hehehe)

"Sesuk ae nduk nek bayar PBB ngenteni nang balai RW ae, onok petugas seng biasane woro-woro lek gak ngono nang bank jatim", kata mbah kung.

"Nggeh mbah, tapi tahun niki mboten pengen coba bayar ten Siola mawon? sekalian jalan-jalan" Sahutku.

Sempat ditanyakan di kelurahan Rangkah jadwal kolektif pembayaran PBB ternyata belum ada jadwal pasti. Jadi biar sekalian jalan-jalan sudah diputuskan untuk membayar PBB di Siola saja.

Siola terletak di Jalan Tunjungan No.1, Kecamatan Genteng, Surabaya. Lokasinya tepat berada di pojok jalan antara Jln Genteng Kali dengan Jln Tunjungan, Untuk sampai di sini  hanya butuh waktu sekitar 10 menit dari rumah.

Jika mengutip dari sejarah, Siola merupakan gedung bersejarah yang di sulap pemkot Surabaya menjadi Mall Pelayanan Publik. Sebelumnya gedung ini digunakan pejuang Indonesia melawan sekutu, dan setelah kemerdekaan Siola menjadi salah satu pusat perbelanjaan.

Oke back on point, Setelah sampai Siola, saya buru-buru deh mencari tempat parkir. Seingat saya di dekat pintu masuk dekat dengan pemukiman warga dan pintu masuk jalan tunjungan ada. Tapi ternyata parkiran tersebut sudah dialih fungsikan. Hingga akhirnya ada petugas Dishub yang mengarahkan saya menuju tempat parkir di dalam gedung Siola.

doc. Pengelolaan Parkir-Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Pintu masuk parkiran Siola

Nampak dari foto menjelaskan untuk menuju lokasi  parkir yang berada di lantai 5,  saya harus melewati jalan yang sedikit menanjak dan berliku. Oyah, saat pertama kali  datang ke Siola secara tak sadar sudah diterapkan taat bayar pajak lho!

Saya hanya perlu mengambil karcis yang berada di pintu masuk sebelum masuk dengan menekan tombol karcis otomatis. Untuk tarif parkirnya cukup murah, yakni Rp.3000 sekali parkir. Menurut saya tempat parkir ini tidak disarankan untuk orang yang sudah "sepuh" atau difabel, mengingat alurnya yang menanjak, berliku, agak gelap dan sedikit licin, dikhawatirkan akan membahayakan.

Karcis parkir dari mesin otomatis

Parkir yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya ini selalu menyediakan petugas yang ramah dan siap mengarahkan kita  untuk mendapatkan tempat parkir yang sesuai.  Selanjutnya setelah parkir motor,  Lanjut perjalanan menuju lift untuk ke lantai 1 atau lantai dasar. Dipintu masuk lift tertulis bahwa lift hanya dapat diakses untuk lantai 1,5,7 dan 8 ya!

Keluar dari lift, saya melangkah menuju ke UPTSA atau Zona P. sebelum bayar pajak pastikan dulu dengan bertanya pada petugas bagaimana prosedur membayar PBB. Ibu petugas menjelaskan dengan sabar dan sangat detail apa saja yang harus dipersiapkan serta zona mana pembayaran PBB dilayani.





Doc. Hasil Jempretan pribadi
di zona W kita bisa membayar PBB di Siola 



Syarat pembayaran PBB sangat sederhana, hanya perlu membawa SPPT  atau membawa bukti bayar PBB tahun lalu. Ibu petugas juga menjelaskan jika kita tak menerima SPPT, bisa juga dicek salinan secara online melalui laman https://bpkpd.surabaya.go.id/PBB kita dapat melihat berapa pajak yang harus dibayar.

Antriannya sendiri tidak terlalu lama, setelah data terkumpul di zona W selang beberapa menit saya dipanggil untuk melakukan pembayaran pajak, sejumlah rupiah diserahkan, bukti pembayaran dicetak dan selesai. Mudah bukan?

Pelayanan  pajak ini buka mulai pukul 08.00-15.30 WIB, jadi pastikan datang pagi agar tidak terlalu antri dan bisa jalan-jalan keliling Siola ya hehehe..

Mumpung lagi di Siola yuk sekalian kita intip beberapa bukti pemanfaatan pajak untuk pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan warga Surabaya. Ada apa saja sih di Siola?

1.Pusat Kantor berbagai lembaga dan kedinasan pemkot Surabaya

Seperti belanja di Mall yang menyediakan segala jenis kebutuhan, di sini kita bisa mengurus segala keperluan administrasi tanpa perlu berpindah tempat.

2. Museum Surabaya: Wisata edukatif lengkap dengan koleksi benda bersejarah Surabaya

Museum Surabaya buka setiap hari selasa-minggu pada pukul 09.00-21.00 WIB
Biaya masuk gratis, pengunjung cukup mengisi buku tamu.


Beberapa koleksi museum yang menarik perhatian saya. ada replika makanan khas dari Surabaya seperti rujak cingur, lontong balap, tahu campur dsb serta berbagai cinderamata yang di dapatkan Surabaya.

3. Surabaya Square: Pusat oleh-oleh khas Surabaya


Doc. Surabaya square
Di sini kita bisa menemukan aneka Snack, minuman dan handycraft hasil UMKM binaan pemkot Surabaya dengan harga terjangkau tentunya!

4. Koridor Co-working Space "Ayo Gawe Rek"

Tempat ngumpulnya semua profesi mulai dari startup digital Surabaya, Pelajar yang ingin mengerjakan tugas,
pekerja. Pengunjung hanya perlu mendaftar dengan mengisi form digital dan menyerahkan identitas untuk menggunakan fasilitas gratis koridor yang terletak di lantai 3.

5. Puas jalan-jalan? jangan lupa mampir ke Pujasera atau Sentra PKL Siola untuk mengisi perut

Tempat ini dulunya lahan parkir yang dialih fungsikan untuk sentra kuliner hingga pukul 17.00 WIB. Di sini ada Mie ayam Siola yang terkenal, Ketan sambel yang enak dan aneka makanan di Warung Barokah yang murah meriah.


Bagaimana di kota anda ada yang seperti ini?
Pajak yang kita bayarkan sangat berpengaruh bukan untuk pembangunan daerah. Yuk bayar pajak sebagai wujud cinta dan dukungan kita sebagai warga negara!

Comments

  1. Saya kalau parkir Siola itu di sampingnya TEC mbak. Deket dengan pintu masuk SIOLA. Cuman kadang-kadang penuh.

    Parkir di lantai 5 sebetulnya enak. Tempatnya luas dan sepi. Tapi ya gitu, jalannya muter, hehe

    Layanan publik Siola memang mengesankan, ya. 1 lokasi bermacam-macam tujuan :)

    Jadi sudah bayar pajak tahun 2020 mbak? Saya belum, karena Corona, jadwalnya ditunda

    www.yuniarinukti.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah mbak,
      iya di samping TEC juga bisa mbak harga parkirnya 5rb dan penuh biasanya. emang deh pemkot Surabaya hebat, bangga jd warga Surabaya :)

      Delete

Post a Comment